Renungan Minggu Adven II, 2024
Kita memasuki Pekan kedua Adven. Salah satu kekhasannya adalah bawah lilin berwarna ungu kedua yang biasa disebut lilin Bethleme dinyalakan. Lilin kedua ini melambangkan perdamaian dan menjadi fokus permenungan dalam masa adven ini sebab akan lahir di Betlehem sang Raja Damai. Tuhan Yesus adalah “Raja Damai” (Yes 9:6-7). Dalam kisah-kisah kelahiran Yesus, ketika para malaikat menampakkan diri kepada para gembala di padang Bethlehem, mereka mengakhiri pesan mereka dengan mengatakan, “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara orang-orang yang berkenan kepada-Nya” (Luk 2:14). Momen lainny adalah ketika Simeon melihat bayi Yesus yang di antar Maria dan Yusuf ke dalam Bait Allah, ia bersyukur kepada Tuhan karena sekarang ia dapat meninggal dengan tenang karena ia telah melihat Mesias (Luk 2:29-33). Kita menantikan kelahiran Raja Damai dan tentu saja kita berusaha menjadi misionaris pembawa damai.
Don Bosco adalah seorang misionaris ulung yang setiap hari berkeliling lorong-lorong kota Turin untuk mewartakan pesan damai kepada kaum muda yang miskin dan terpinggirkan akibat revolusi industri saat itu. Optio fundamental pelayanan kaum muda adalah menyelamatkan jiwa-jiwa mereka serta membentuk kamum muda menjadi pengikut Kristus yang baik dan warga negara yang jujur. Pesan damai yang diungkapkan Don Bosco kepada para pendidik kaum muda misalnya:
Tanpa rasa percaya dan cinta kasih yang tulus, tidak akan ada pendidikan yang sejati. Jika Anda ingin dicintai… Anda harus mampu mencintai dirimu sendiri, dan buatlah kaum muda merasa bahwa Anda memang mencintai mereka.
Sedangkan kepada kaum muda, Don Bosco berkata:
Anak-anakku, apabila kamu menginginkan kedamaian, pertama-tama kamu harus membersihkan hatimu dari pengaruh iblis.” Di tempat lain Don Bosco berkata: “Percayalah… tidak ada seorang pun yang benar-benar mampu bahagia di dunia ini kecuali dia yang berdamai dengan Tuhan.” Damai dan kasih selalu berjalan besama-sama. Damai dengan diri sendiri, dengan Tuhan, sesama dan alam semesta ciptaan Tuhan.
Pada hari ini kita berjumpa dengan tiga sosok inspiratif selain Don Bosco. Mereka adalah St. Yohanes Pembaptis, Santo Paulus dan nabi Baruk. Mereka membantu kita untuk menjadi misionaris pembawa damai kepada sesama. Yohanes Pembaptis hidup dalam sejarah dan menunjukkan perannya sebagai pewarta damai dan sukacita dari Tuhan. Apa yang dilakukannya sebagai misionaris pembawa damai? Ia membaptis orang yang datang kepadanya dengan air di Sungai Yordan dan menyerukan pertobatan. Ia berkata: “Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis”. Orang-orang yang mendengar dan mengikuti seruan Yohanes ini akan mendapatkan pengampunan dosa dan melihat keselamatan dari Tuhan sendiri. Warta pertobatan juga diserukan oleh Santo Paulus. Sebagai misionaris pembawa damai, ia menyerukan kepada jemaat di Filipi: ”Usahakanlah supaya kamu suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus”. Hidup kudus adalah hidup penuh kedamaian bersama Tuhan. Pertobatan hati membuat ada damai di dalam hati kita. Mengapa? Baruk mengingatkan bahwa Allah sendiri akan mempertunjukan seri wajahnya kepada kita. Ketiga sosok ini sangat inspiratif bagi kita pada hari Minggu ini.
Apa yang harus kita lakukan?
Kita adalah misionaris pembawa damai masa kini. Kita perlu mengalami Allah seperti Don Bosco dan ketiga sosok penting dari litutrgi kita pada hari ini supaya kita juga dapat membawa damai kepada sesama. Kita perlu memiliki kedamaian supaya kita dapat membawanya kepada sesama. Tuhan menitip damai-Nya (Yoh 14:27) dan kalau kita membawa damai maka kita akan disebut anak-anak Allah (Mat 5:9). Kaum muda adalah misionaris pembawa damai masa kini.
P. John Laba, SDB